Rabu, 29 April 2020

HATI YANG NISTA

Anak-anakku disekolah sudah hampir 2 bulan belajar dirumah, hatiku kangen sekali bertemu anak2, biasa tiap hari sholat dhuha bersama, mengaji bersama, belajar bersama bahkan bersenda bergurau bersama. Semua teman2ku Ust./Ustz juga mengajar dari rumah masing-masing. Sesekali aku menghadiri sekolah untuk menandatangi berkas yang harus saya tanda tangani, menjenguk teman2 yang piket disekolah Al hamdulillah ada sebagian anak yang dekat dengan sekolah datang kesekolah karena mengambil buku pelajaran, atau sekedar konsultasi pada gurunya yang lagi piket, Senang sekali hatiku karena bisa melihat sebagian dari mereka, merekalah harapan bangsa, merekalah yang akan mengisi bangsa ini, merekalah yang akan menggantikan kita disekolah. Semoga kalian menjadi anak yang sholeh/sholehan itu harapan dariku. Dengan memperhatikan kebijakan dari pemerintah murid-murid harus belajar dari rumah, Ust/Ustz harus menyampaikan ilmunya dari rumah masing-masing. kita harus tunduk pada aturan yang ada sekalipun kebijakan itu amat berat karena tidak semua anak bisa menggunakan androit karena ada yang tidak mampu, yang mampu terkadang terkendala oleh sinyal yang kurang baik karena sekolah kami di daerah pinggiran, setelah berjalannya waktu kami mengecek pada guru berapa anak yang bisa daring ternyata ada yang bisa satu kelas, ada yang separuh bahkan ada yang cuma 7 anak yang bisa daring namun dari yang sebagian itu gurunya harus japri orang tuanya karena mungkin orang tuanya kurang paham. Pada suatu hari saya melihat Ustz lagi duduk sendirian di teras sekolah beliau karena saking sayangnya terhadap muridnya, ia video call muridnya menjelaskan pelajarannya sangat senang sekali begitu berjasa terhadap bangsa, begitu mulya hatinya sangat memperhatikan terhadap tugas muridnya. Setiap hari saya mengecek laporan ust/Ustz melalui google form pagi sekalipun ngantuk karena bulan puasa saya sempatkan untuk mengeceknya, melihat sebagian besar Ust/Ustz melaksanakan dengan sebaik-baiknya namun ada dua orang Ust. yang sangat membingunkan kami, yang pertema ada yang cuma ngisi list telah melaksanakan tugas tapi tidak pernah mengisi form, dan satu lagi beliau tidak pernah mengisi list dan tidak mengisi form laporan saya coba telp tidak diangkat, saya coba WA tidak dibaca setelah menunggu lama akhirnya beliau menjawab mohon maaf ust. saya bingung mau ngirim tugas seperti apa kepada anak2 dan hp saya selalu dipinjam pona'an, saya untuk online di ruang guru karena belum punya HP, sekali lagi saya mohon maaf Ust karena tidak bisa jadi guru tenaga pengajar yang profesional. Dengan kejadian tersebut menimbulkan hatiku menjadi nista semoga Allah segera merubah keaddaan ini dengan secepatnya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar